Skip to main content

Talk-Oil : My Favorite One, Peppermint

Aku terhitung newbie di dunia per-oil-an. Aku awalnya join karena alasan simple. Aku sejak dulu banget, sering beud sakit kepala. Dengan beragam pemicunya yang sederhana, kadang cuaca yang mendadak berubah dari panas tetiba hujan begitupun sebaliknya atau kadang karena aku kecapekan. Sebulan minimal sekali atau dua kali pasti pernah. Kadang kalo lagi hectic dan cuapek, seminggu bisa dua kali. Aku dulu cocoknya hanya param**. Tapi karena tergolong keras yaa, aku konsul ke temanku yang nakes, kata dia lebih baik paraceta*** yang dosisnya lebih aman. Makanya kemana-mana di tasku pasti ada obat itu plus fresh**re yang wajib banget kubawa. Untuk perjalanan entah mudik atau liburan yang super panjang, aku bisa menghabiskan sebotol dalam waktu yang singkat. Pokoknya bekal aku bangetlah mereka itu. 

Dikenalkanlah aku ama Peppermint sama temenku yang selalu sabar meladeni keriweuhan aku ini. Dan MasyaaAllah aku gak bohong, dari awal tahun hingga hari ini, sakit kepala bukan lagi musuhku selama peppermint menjadi teman andalanku. Wah, tinggal oles-oles secara berkala, diffuse alhamdulillah tuntas tanpa harus minum obat. Bersyukur bangettlah aku ini. Semalam juga kek gitu dan alhamdulillah no need to worry. 

Sebagai pengganti si minyak angin aromatherapy yang selalu ada di tasku kemanapun aku pergi, sama teman seniorku di oil dingajarin untuk bikin dari peppermint plus panaway terus didilute deh pakek botol roll-on. Itu udah habis berbotol-botol sejak dibuat. Mau sakit kepala, gatel digigit nyamuk, tinggal oles. 

Dari awal itulah cerita pengalaman aku bermula dengan dikit-dikit oil, dikit-dikit oil, hehheh.

Comments

Popular posts from this blog

Mini Project : Dari Pesisir Untuk Peradaban

Ada satu family project keluarga #PeisirPeradaban yang diinisiasi bersama suami dan hampir kami lakukan berdua setiap pekannya. Kami yang lahir dan besar di dua poros maritim berbeda di sudut Nusantara, ingin sekali mempersembahkan sesuatu untuk dunia kemaritiman. Meski sederhana dan receh.  Seiring berjalannya waktu, kami ingin gerakan sederhana ini turut diikuti banyak keluarga hingga menggerakkan sebanyak mungkin manusia Indonesia. Sebab kami tahu, untuk misi menyelesaikan ini semua kami membutuhkan banyak tangan yang peduli dan siap tergerakkan. Project ini adalah sebuah aksi dalam menjaga laut dimulai dari kota kami, kota Bitung, pesisir maritim Sulawesi Utara. Menurut mantan Menteri Kementerian dan Kelautan, Ibu Susi Pujiastuti ada 3,2 juta ton sampah plastik dalam setahun di laut Indonesia. Kalau tidak diselesaikan, maka 2030 akan lebih banyak plastik daripada ikan.  Judul : Dari Pesisir Untuk Peradaban Deskripsi Project : Sebagai wila...

Sepasang Bidadari

Well , aku bohong jika mengaku tak rindu. Sejujurnya, aku rindu. Amat rindu. Tapi, aku lebih paham dari siapapun bahwa rinduku bisa saja membebani pikiran mereka, jadi aku selalu nampak fine dan terdengar rindu namun tak teramat-amat. Yang paling membuat rindu ketika mendengar salah satu dari keduanya sakit. Duh, jarak membuat rindu. Tak semudah itu disebrangi. Olehnya, aku berdoa dan berharap semoga sepasang bidadariku sehat selalu, dijaga Allah senantiasa.  Dari chat sederhana di February First kemarin, membuat haru hariku. Aku, anak perempuan, anak kedua yang banyak kurangnya pada sepasang bidadariku itu. Tapi, cinta dan kasih sayang mereka tak kenal akhir. Panjang umurlah, pujaan hatiku. Semoga selalu ada kesempatan mencintai dan berbakti. Alhamdulillah , aku diapit sepasang bidadari yang pintar mengekspresikan perasaan, jika cinta diungkapkan, jika rindu dibahasakan, jika kesal diutarakan. Tak ada sungkan, tak ada malu, tak ada gengsi. I love you, maaf dan terima...

Mendayung di Lautan Impian bersama IP

Many things happened for the last three months. Semua urusan pindah pulau sungguh menyedot pikiran, tenaga dan perhatian hingga membuatku ketinggalan perahu. Salah satu dari sekian penumpang yang ingin naik tapi malah tersesat. Alhamdulillah diberikan kesempatan mengejar ketinggalan. Bagiku, perkuliahan berjenjang IP, dari matrikulasi hingga Bunda Cekatan yang sebentar lagi insyaaAllah akan kuikuti memberi dampak besar bagi kehidupanku. Dalam prosesnya yang membahagiakan, aku menemukan diriku, tujuan hidupku, mengubahku menjadi aku yang visioner hari ini. Bersama perkuliahan IP, aku tumbuh, belajar, berkembang dan berkarya. IP mengubahku. Maka, aku amat sedih dan menyesal beberapa hari lalu mengetahui fakta aku tidak bisa bergabung di kelas BunCek batch ini karena kelalaian pribadiku. Menjadi versi terbaik diri dan bermanfaat bagi orang lain adalah strong why-ku, memberi yang terbaik selama manjadi bagian dari IIP.  Apakah ini baik, benar dan bermanfaat? Jika ti...