Skip to main content

Learn From Itaewon Class

Aku baru sepekan yang lalu menamatkan drama hype yang banyak sekali dijadikan headline di berbagai portal berita. Suamiku juga ikut teracuni rasa penasaran karena tokoh utamanya Park Sae Ro Yi sering menduduki puncak klasemen trending topic di pelbagai platform media sosial. Itaewon Class memang menyuguhkan tontonan yang menarik ketika sedang #dirumahaja. Literally, dari berbagai aspek. Apalagi aspek finansial yang selalu menarik menjadi bahan obrolan berdua. Bagaimana tidak, ceritanya yang antimainstream, menitipkan banyak sekali pesan untuk penontonnya. Apa saja itu, aku coba kulik dengan bahasaku sendirinya yaa readers

1. Have a Goals

PSR jelas mengajarkan kita untuk memiliki goals dalam hidup. Goals itu yang akan menjadi mata angin dan kompas penunjuk jalan dalam mewujudkan mimpi yang dianggap mustahil bagi orang pada umumnya. Fokus mengejar goals jugalah yang membuat PSR tidak berhenti meski jatuh berkali-kali. Kehidupan pribadinya tak mengaburkan goals-nya. 

2. Support System

Dalam perjalanan kehidupan yang penuh liku dan intrik, it means bisa terjadi pada siapapun kita, maka menjadi amat sangat penting menemukan support system yang tidak hanya mendukung tapi mempercayai kita sebagai orang terbaiknya. Support system ini akan berubah menjadi kekuatan ketika kita dipojokkan dan diabaikan. PSR juga amat sangat beruntung dalam hal ini. Seorang residivis yang justru memperoleh tempat spesial di hati banyak orang yang ia perlakukan sebagai manusia. Yes, human. 

3. Business Investment

Berinvestasilah pada waktu dan tempat yang tepat, dengan menguasai ilmu investasi. Jelas sekali PSR memberi contoh berkali-kali untuk cerdik dan cerdas hingga bisa menaklukan perusahan yang dulu awalnya nilai investasinya hanya 1%. 

4. Management Team

Sebagai leader yang dependable, PSR tak luput berhasil menonjolkan image pada penonton tentang bagaimana seharusnya seseorang memimpin sebuah team. Dengan kepercayaan penuh dari tim, ia tak hanya dihargai namun juga disayangi. Handalnya ia as a person membawa keajaiban untuk timnya.

5. Mandiri Secara Finansial

Di awal episode kita semua akan bertanya-tanya, kelak jika masanya tiba bagaimana bisa seorang residivis yang tidak memiliki uang sepeserpun mampu mengambil alih sebuah perusahaan raksasa? PSR membuktikan dengan bekerja keras menggunakan kedua tangannya sendiri, 7 tahun menabung, mandiri secara finansial, cerdas mengelolanya, hingga akhirnya mewujudkan mimpinya memiliki sebuah kedai di Itaewon. Wow. 

6. Marketing Strategy

Ingatkah dengan part ia menggandeng Yiseo sebagai influencer untuk menguasai digital marketing? Atau part tentang PSR berhasil mendapatkan investor 10M untuk bisnisnya? Atau part ia menghidupkan kedai lain yang berada di satu gang dengan kedainya dan otomatis berdampak positif pada kedainya? Atau part ikut kontes masak untuk ekspansi bisnisnya?

7. The Best Role Model

Bisa jadi musuh yang paling kita benci justru menjadi role model terbaik yang kita miliki. Like PSR did. Ia bahkan menamatkan berkali-kali hingga hafal semua titik koma sebuah buku biografi musuhnya. Yang kelak, dengan modal itu ia menggerakkan bisnisnya.

Itu dia yang bisa aku kulik dari drama korea yang diadaptasi dari webtoon ini. Sungguh keren penulis menggambarkan karakter PSR yang terbuang tapi tak terkalahkan. Aku sih yes sepakat sekali. Bahwa rasa sakit hati yang dalam mampu membuat kita menjadi kuat dan ingin membuktikan kepada siapapun yang menyakiti kita bahwa kita melampaui apa yang mereka pikirkan. So related dengan banyak kisah yaak. Untuk kisah cinta PSR, aku juga mau ikut berkomentar biar makin lengkap dramanya. Sejak awal aku bukan pendukung Yiseo, tapi sejak Sooah (kupikir) mengkhianati PSR, aku akhirnya sadar. Seperti apapun kenanganmu dengan seseorang gak akan cukup kuat untuk menghentikanmu menyakitinya. So I stopped. Aku beralih ke Yiseo yang alih-alih diminta dibuatkan istana malah menawarkan untuk membuatkan PSR istana. Tidak menunggu di puncak ceunah. Tapi menemani hingga ke puncak. What a drama. Heheheh. 

Tapi di hampir penghujung drama, simpatiku justru menjadi milik ke Sooah. Ketika ia berupaya menghancurkan Jangga dari dalam. Sesuatu yang bahkan PSR dan tim-nya tidak mampu lakukan. Dia hebat. Commit dengan janji yang ia buat walai yang ia janjikan telah tiada. Keren gak sih perempuan kayak begitu? Dia tetap aja cool melakukannya walau tahu PSR bahkan tidak akan kembali menyukainya. Walau dia tahu, ia harus mengundurkan diri dan memulai sesuatu yang baru dari nol. Mantaplah. Bonusnya chef ganteng, Park-Bo-Gum yang muncul sebagai flower cameo. Ah, tahu banget mata penonton harus disegarkan nih dengan daun muda wkwkwk. Harga paslah yang ia terima dari pengorbanan dia. 

Happy ending. Bumbunya pas. Aku suka. Eh, kita suka. Lupa kalau nontonnya berdua. 

Arri, April 2020

Comments

Popular posts from this blog

Mini Project : Dari Pesisir Untuk Peradaban

Ada satu family project keluarga #PeisirPeradaban yang diinisiasi bersama suami dan hampir kami lakukan berdua setiap pekannya. Kami yang lahir dan besar di dua poros maritim berbeda di sudut Nusantara, ingin sekali mempersembahkan sesuatu untuk dunia kemaritiman. Meski sederhana dan receh.  Seiring berjalannya waktu, kami ingin gerakan sederhana ini turut diikuti banyak keluarga hingga menggerakkan sebanyak mungkin manusia Indonesia. Sebab kami tahu, untuk misi menyelesaikan ini semua kami membutuhkan banyak tangan yang peduli dan siap tergerakkan. Project ini adalah sebuah aksi dalam menjaga laut dimulai dari kota kami, kota Bitung, pesisir maritim Sulawesi Utara. Menurut mantan Menteri Kementerian dan Kelautan, Ibu Susi Pujiastuti ada 3,2 juta ton sampah plastik dalam setahun di laut Indonesia. Kalau tidak diselesaikan, maka 2030 akan lebih banyak plastik daripada ikan.  Judul : Dari Pesisir Untuk Peradaban Deskripsi Project : Sebagai wila...

Dari Aku Untuk Kamu, With Love

Bismillahirrahmanirrahim ,  Untuk kamu yang tersayang, terima kasih sudah meninggalkan kenangan perkenalan yang teramat berkesan. Obrolan kita yang mengasyikkan dan pembawaan kamu yang menyenangkan, sungguh gak pernah aku sangka, bahwa yang belum dikenal dekat, justru bisa terasa begitu hangat.  Apakabar, Mbak? Aku dari Bogor menyapa. Mungkin jarak membentang dan kita tak mampu saling bertatap memang bagian dari cerita kita, tapi aku yakin langit tempatmu berpijak adalah langit sama yang aku amati hari ini, langit sama di bumi yang kita pijaki detik ini. Aku ingin menyemangatimu, menyemangati penjelajahan kita yang terjal berliku, yang penuh kejutan. Aku ingin hadir untuk membuatmu paham bahwa persahabatan bisa dimulai dari perkenalan sederhana, seperti kita di hutan belantara Kupu Cekatan ini. Nanti, Mbak, nanti, kita sama-sama bermetamorfosis menjadi kupu yang cantik jelita. Nanti, Mbak, nanti, semua tentang kita menjadi cerita perjalanan, dikenang sepanjang usia...

Sesuatu Tentang February First

Alhamdulillah, sekian tahun masih berjumpa dengan February First. Hari dimana, syukur selalu membuncah dan tanya mengangkasa ke langit. Mencoba mencari makna di balik kerahasiaan ketetapanNya. Aku bersyukur atas kesempatan islah yang Allah berikan, sekaligus mencari jawaban tentang, 'Apakah ada keberkahan atas berkurangnya usia?', 'Apakah ada kebaikan atasnya?', 'Apakah aku menua dalam kemuliaan?', 'Apakah aku layak untuk segala kesempatan?' February First adalah refleksiku, tempatku bercermin menengok lagi ke dalam diri. Aku tak merayakannya, sebab tak ingin aku menyerupai suatu kaum, golongan yang berpesta pora atas berkurangnya usia. Duh, seandainya Allah memberi tahu batas usia kita, apakah masih bisa kita tertawa-tawa merayakannya? Aku jamin tidak, karena akan disibukkan kita dengan beramal tanpa henti. Maka itulah, dijadikan olehNya ghoib, agar yang memberi usaha terbaik adalah yang terbaik. Makin bertambah hari, makin berkurang usia. Semoga tidak ...