Skip to main content

Oilie ; Talking about Oil with Arrie



Akhir-akhir ini, aku sedang mendalami essential oil yang membuatku jatuh cinta. Hari ini, meet up dengan teman-teman sembari menemani salah seorang di antaranya unboxing mainan baru. Mengobrol kira ditemani aroma lavender yang didifusikan. Lavender memang salah satu yang paling aku sukai. Oil multifungsi yang bisa dioles ketika gatal di kulit, yang bisa didifusikan ketika mengalami susah tidur, yang bisa diteteskan untuk membuat luka cepat mengering, yang bisa dioles di wajah untuk mencegah dan mengobati jerawat ini punya aroma yang menenangkan. Indera penciuman kita memang sering mempengaruhi mood yaa, dan menghirup aroma lavender lumayan membuat mood yang berantakan kembali membaik. 

Kemarin itu, aku juga menjelaskan efek apa saja yang aku alami ketika menggunakan oil ini. Awalnya, aku menggunakan oil untuk memutuskan hubungan dengan obat yang wajib kukonsumsi ketika sakit kepala. Cuaca yang suka berubah-ubah, biasa menjadi penyebab terkuat kenapa sakit kepala tetiba menyerang. Aku tipe yang tidak bisa dibiarkan tidur kalau sakit kepala, aku harus mengkonsumsi obat. Sungguh kasian ginjalku. Membayangkan berapa banyak toxic yang menghantamnya. Alhamdulillah, sejak aku menggunakan oil, aku sudah tiga bulan mengucapkan selamat tinggal pada obat sakit kepalaku. Aku hanya cukup mengoleskan oil peppermint di tengkuk leherku secara rutin. Berkali dan berulang. Alasan sederhana itulah yang membuatku jatuh cinta. 

Mungkin, bagi sebagian orang harga oil ini mahal dan hanya bisa dijangkau kalangan tertentu saja. Okay. Oil ini memang tidak murah. Tapi itu amat sepadan dengan proses pembuatannya. Satu tetes oil lavender misalnya, membutuhkan berapa hektar kebun lavender. Apalagi dengan manfaat kebaikannya yang segudang, menurutku worth it sih harga segitu untuk satu botol oil. Toh, pada akhirnya kita semua sepakat kan kalau kesehatan itu mahal.

Kutulis ini sembari ditemani difusi oil stress away. Aromanya juga menyejukkan. Seharian aku moody, suamiku menjadi sasaran empuk emosi kulampiaskan. Entah kenapa. Makanya, aku hempaskan dulu segala stres ini agar bisa tidur dengan lelap. 

Bitung, 090320

Comments

Popular posts from this blog

Dari Aku Untuk Kamu, With Love

Bismillahirrahmanirrahim ,  Untuk kamu yang tersayang, terima kasih sudah meninggalkan kenangan perkenalan yang teramat berkesan. Obrolan kita yang mengasyikkan dan pembawaan kamu yang menyenangkan, sungguh gak pernah aku sangka, bahwa yang belum dikenal dekat, justru bisa terasa begitu hangat.  Apakabar, Mbak? Aku dari Bogor menyapa. Mungkin jarak membentang dan kita tak mampu saling bertatap memang bagian dari cerita kita, tapi aku yakin langit tempatmu berpijak adalah langit sama yang aku amati hari ini, langit sama di bumi yang kita pijaki detik ini. Aku ingin menyemangatimu, menyemangati penjelajahan kita yang terjal berliku, yang penuh kejutan. Aku ingin hadir untuk membuatmu paham bahwa persahabatan bisa dimulai dari perkenalan sederhana, seperti kita di hutan belantara Kupu Cekatan ini. Nanti, Mbak, nanti, kita sama-sama bermetamorfosis menjadi kupu yang cantik jelita. Nanti, Mbak, nanti, semua tentang kita menjadi cerita perjalanan, dikenang sepanjang usia. Nanti,

Mini Project : Dari Pesisir Untuk Peradaban

Ada satu family project keluarga #PeisirPeradaban yang diinisiasi bersama suami dan hampir kami lakukan berdua setiap pekannya. Kami yang lahir dan besar di dua poros maritim berbeda di sudut Nusantara, ingin sekali mempersembahkan sesuatu untuk dunia kemaritiman. Meski sederhana dan receh.  Seiring berjalannya waktu, kami ingin gerakan sederhana ini turut diikuti banyak keluarga hingga menggerakkan sebanyak mungkin manusia Indonesia. Sebab kami tahu, untuk misi menyelesaikan ini semua kami membutuhkan banyak tangan yang peduli dan siap tergerakkan. Project ini adalah sebuah aksi dalam menjaga laut dimulai dari kota kami, kota Bitung, pesisir maritim Sulawesi Utara. Menurut mantan Menteri Kementerian dan Kelautan, Ibu Susi Pujiastuti ada 3,2 juta ton sampah plastik dalam setahun di laut Indonesia. Kalau tidak diselesaikan, maka 2030 akan lebih banyak plastik daripada ikan.  Judul : Dari Pesisir Untuk Peradaban Deskripsi Project : Sebagai wilayah yang oleh Allah dikaruniakan kekayaan la

Parasite

Semalam, aku nonton sebuah film yang lagi hype banget di media sosial. Film peraih empat piala Oscar yang menjadi topik di banyak tempat. Filmnya bagus, plotnya menarik, sinematografinya keren disuguhi acting yang juga another level . Lumayan lama juga rasanya gak nonton film dengan feeling seperti itu. Beda saja rasanya dan aku suka. Durasi panjang seolah gak berarti. Aku menikmati setiap moment anyway dan menurutku itu great .  Filmnya tentang satu keluarga yang merancang sebuah penipuan terstruktur di sebuah keluarga harmonis yang kaya raya. Penipuan itu berakhir amat tragis karena penuh dengan intrik dan drama. Kejahatan mereka justru kembali ke diri mereka sendiri. Membinasakan mereka.  Setelah menonton film itu, aku jadi menyimpulkan banyak hal tentang parasit. Sebenarnya bisa jadi kita juga barangkali pernah menjadi parasit dalam kehidupan orang lain. Sadar atau tanpa sadar mencoba menempel di kehidupan orang lain entah itu ketenarannya, kesuksesannya, kekayaannya ataupun ke