Skip to main content

Mini Project : Dari Pesisir Untuk Peradaban

Ada satu family project keluarga #PeisirPeradaban yang diinisiasi bersama suami dan hampir kami lakukan berdua setiap pekannya. Kami yang lahir dan besar di dua poros maritim berbeda di sudut Nusantara, ingin sekali mempersembahkan sesuatu untuk dunia kemaritiman. Meski sederhana dan receh.  Seiring berjalannya waktu, kami ingin gerakan sederhana ini turut diikuti banyak keluarga hingga menggerakkan sebanyak mungkin manusia Indonesia. Sebab kami tahu, untuk misi menyelesaikan ini semua kami membutuhkan banyak tangan yang peduli dan siap tergerakkan. Project ini adalah sebuah aksi dalam menjaga laut dimulai dari kota kami, kota Bitung, pesisir maritim Sulawesi Utara. Menurut mantan Menteri Kementerian dan Kelautan, Ibu Susi Pujiastuti ada 3,2 juta ton sampah plastik dalam setahun di laut Indonesia. Kalau tidak diselesaikan, maka 2030 akan lebih banyak plastik daripada ikan. 

Judul : Dari Pesisir Untuk Peradaban

Deskripsi Project : Sebagai wilayah yang oleh Allah dikaruniakan kekayaan laut berlebih, maka hal ini harusnya menjadi concern kita bersama. Misi kita mengajak untuk bersama menjaga laut dan mengurangi sampah plastik untuk laut Kota Bitung yang lebih biru demi menjaga miliyaran penduduk laut tetap sehat. Agenda kita dalam project ini ialah memunguti sampah laut di pesisir pantai. Kepada anak-anak kita edukasikan mengenai pengelompokkan sampah agar mereka bisa secara mandiri membedakan jenis sampah. Sekaligus mengedukasi keluarga member untuk punya empati terhadap laut dan bersiap untuk menjaganya bersama. Dimulai dari diri sendiri, keluarga, teman-teman terdekat dan keluarganya, hingga masyarakat luas. Olehnya aksi ini adalah sebuah pergerakan dari pesisir untuk peradaban laut Sulawesi Utara yang lebih cerah. Agenda project-nya berupa membersihkan sampah laut, mengedukasi anak-anak untuk mengenal, menjaga dan memahami perbedaan jenis sampah di pesisir pantai, potluck makanan laut beraneka ragam, saling bertukaran bekal masakan serba laut hingga bermain bersama di tepi laut. 

Lead Project ( bertanggung-jawab dalam terlaksananya kegiatan dari awal hingga dibuatnya laporan pertanggungjawaban)
Manager Project (bertanggung jawab dalam hal teknis seperti membuat surat izin, dsb)
Manager Keuangan ( bertanggung-jawab dalam hal pendanaan) 
Managar MedKom (bertanggung-jawab dalam menyebarkan info kegiatan di segala platform sosial media) 
Divisi Acara (bertanggung-jawab penuh terhadap jalannya kegiatan)
Divisi Dokumentasi ( bertanggung-jawab dalam mengabadikan setiap moment penring selama kegiatan berlangsung)

Sasaran : Seluruh member dan keluarganya 

Tempat : Pantai Kota Bitung, Sulawesi Utara

Estimasi Dana : Project ini kemungkinan besar free tanpa biaya HTM dikarenakan kebutuhan wadah untuk menampung sampah bisa kita bawa dari rumah masing-masing. Jadi bukan wadah sekali pakai. Untuk bermain bersama kita memanfaatkan sekitar namun jika dibutuhkan, maka properti bisa kita ditugaskan ke masing-masing member peserta. Begitupun dengan kebutuhan potluck makanan serba laut disiapkan member dan keluarganya. 

Parameter Kebersihan : Terbentuknya kesadaran bahwa menjaga laut bukanlah tugas personal saja tapi itu adakah tugas kita bersama. Sebab kebermanfaatan laut mengalir untuk segala kebaikan baik pangan, ekonomi dan sosial. Menjadi keluarga yang lebih aware dan concern terhadap problematika sampah laut yang dengannya membuat kita lebih bertekad mengurangi penggunaan plastik dalam berbagai aspek kehidupan. Terlebih, mampu mengontrol kita untuk tidak pernah lagi membuat sampah sembarangan, sekecil atau seremeh apapun itu. Anak-anak juga terpahamkan tentang sampah laut, terjaga sedari dini. Bayangkan, di masa depan mereka akan menjadi generasi yang siap menjaga laut dimanapun mereka berada.  

Comments

Popular posts from this blog

Dari Aku Untuk Kamu, With Love

Bismillahirrahmanirrahim ,  Untuk kamu yang tersayang, terima kasih sudah meninggalkan kenangan perkenalan yang teramat berkesan. Obrolan kita yang mengasyikkan dan pembawaan kamu yang menyenangkan, sungguh gak pernah aku sangka, bahwa yang belum dikenal dekat, justru bisa terasa begitu hangat.  Apakabar, Mbak? Aku dari Bogor menyapa. Mungkin jarak membentang dan kita tak mampu saling bertatap memang bagian dari cerita kita, tapi aku yakin langit tempatmu berpijak adalah langit sama yang aku amati hari ini, langit sama di bumi yang kita pijaki detik ini. Aku ingin menyemangatimu, menyemangati penjelajahan kita yang terjal berliku, yang penuh kejutan. Aku ingin hadir untuk membuatmu paham bahwa persahabatan bisa dimulai dari perkenalan sederhana, seperti kita di hutan belantara Kupu Cekatan ini. Nanti, Mbak, nanti, kita sama-sama bermetamorfosis menjadi kupu yang cantik jelita. Nanti, Mbak, nanti, semua tentang kita menjadi cerita perjalanan, dikenang sepanjang usia. Nanti,

Parasite

Semalam, aku nonton sebuah film yang lagi hype banget di media sosial. Film peraih empat piala Oscar yang menjadi topik di banyak tempat. Filmnya bagus, plotnya menarik, sinematografinya keren disuguhi acting yang juga another level . Lumayan lama juga rasanya gak nonton film dengan feeling seperti itu. Beda saja rasanya dan aku suka. Durasi panjang seolah gak berarti. Aku menikmati setiap moment anyway dan menurutku itu great .  Filmnya tentang satu keluarga yang merancang sebuah penipuan terstruktur di sebuah keluarga harmonis yang kaya raya. Penipuan itu berakhir amat tragis karena penuh dengan intrik dan drama. Kejahatan mereka justru kembali ke diri mereka sendiri. Membinasakan mereka.  Setelah menonton film itu, aku jadi menyimpulkan banyak hal tentang parasit. Sebenarnya bisa jadi kita juga barangkali pernah menjadi parasit dalam kehidupan orang lain. Sadar atau tanpa sadar mencoba menempel di kehidupan orang lain entah itu ketenarannya, kesuksesannya, kekayaannya ataupun ke