Skip to main content

Ghoib

Ada banyak misteri dalam kehidupan yang tidak bisa kita kuak meski kita ingin.  Seperti tanya yang menggantung tak urung ketemu jawabnya. Tetap rahasia menunggu waktu Tuhan datang menyibaknya. Kita hanya bisa berandai tapi keputusan akhir bukan di tangan kita. Semua yang ghoib seperti jodoh, maut, rezeki, takdir tak bisa kita gugat keadaanya. Selalu banyak hal dalam hidup yang menunggu ketepatan dan ketetapanNya. Bagi yang beriman, yang ghoib itu pasti akan terjadi. Kita semua menunggu waktunya, menunggu giliran.

Pagi ini, dihebohkan oleh hal ghoib yang telah ditulis Tuhan dengan pena dalam KitabNya. Salah satu hal ghoib yang terjadi dari sekian ratus lainnya hari ini. Ketika Tuhan menyudahi perjodohan dua anak manusia. Dihadapkan dengan takdir yang menyanyat hati, kematian. Semua orang bersaksi bahwa mereka saling mencintai. Tapi cinta juga punya ujiannya sendiri. Beberapa di antaranya perih dan sulit diterima oleh hati apalagi oleh akal sehat. 

Sungguh ghoib jodoh itu. Kita kira telah terikat takdir sehidup semati di akad tapi sejalannya waktu, bisa jadi kita tak demikian. Bisa jadi salah satu menangis di pusara yang lainnya. Tak bisa merasakan sehidup atau semati bersama. Sungguh ghoib jodoh itu. Kita kira tawa kita pagi tadi akan menghiasi setiap pagi seumur hidup. Padahal bisa jadi itu tawa terakhir yang terdengar syahdu. Sungguh ghoib jodoh itu. Tak peduli seberapa kita cinta tapi jika Tuhan memanggil maka usailah segala kisah. 

Banyak hal yang selamanya akan ghoib. Meski kita tak ada yang pernah siap tapi demikian ketetapan bekerja, siap atau tidak siap. 

So, take care each other. We never know, sampai dimana perjalanan cinta kita. Di duniakah? Atau sampai ke Surga? 

February 18th 2020
Arribath Hanifah

Comments

Popular posts from this blog

Mini Project : Dari Pesisir Untuk Peradaban

Ada satu family project keluarga #PeisirPeradaban yang diinisiasi bersama suami dan hampir kami lakukan berdua setiap pekannya. Kami yang lahir dan besar di dua poros maritim berbeda di sudut Nusantara, ingin sekali mempersembahkan sesuatu untuk dunia kemaritiman. Meski sederhana dan receh.  Seiring berjalannya waktu, kami ingin gerakan sederhana ini turut diikuti banyak keluarga hingga menggerakkan sebanyak mungkin manusia Indonesia. Sebab kami tahu, untuk misi menyelesaikan ini semua kami membutuhkan banyak tangan yang peduli dan siap tergerakkan. Project ini adalah sebuah aksi dalam menjaga laut dimulai dari kota kami, kota Bitung, pesisir maritim Sulawesi Utara. Menurut mantan Menteri Kementerian dan Kelautan, Ibu Susi Pujiastuti ada 3,2 juta ton sampah plastik dalam setahun di laut Indonesia. Kalau tidak diselesaikan, maka 2030 akan lebih banyak plastik daripada ikan.  Judul : Dari Pesisir Untuk Peradaban Deskripsi Project : Sebagai wila...

Sepasang Bidadari

Well , aku bohong jika mengaku tak rindu. Sejujurnya, aku rindu. Amat rindu. Tapi, aku lebih paham dari siapapun bahwa rinduku bisa saja membebani pikiran mereka, jadi aku selalu nampak fine dan terdengar rindu namun tak teramat-amat. Yang paling membuat rindu ketika mendengar salah satu dari keduanya sakit. Duh, jarak membuat rindu. Tak semudah itu disebrangi. Olehnya, aku berdoa dan berharap semoga sepasang bidadariku sehat selalu, dijaga Allah senantiasa.  Dari chat sederhana di February First kemarin, membuat haru hariku. Aku, anak perempuan, anak kedua yang banyak kurangnya pada sepasang bidadariku itu. Tapi, cinta dan kasih sayang mereka tak kenal akhir. Panjang umurlah, pujaan hatiku. Semoga selalu ada kesempatan mencintai dan berbakti. Alhamdulillah , aku diapit sepasang bidadari yang pintar mengekspresikan perasaan, jika cinta diungkapkan, jika rindu dibahasakan, jika kesal diutarakan. Tak ada sungkan, tak ada malu, tak ada gengsi. I love you, maaf dan terima...

Mendayung di Lautan Impian bersama IP

Many things happened for the last three months. Semua urusan pindah pulau sungguh menyedot pikiran, tenaga dan perhatian hingga membuatku ketinggalan perahu. Salah satu dari sekian penumpang yang ingin naik tapi malah tersesat. Alhamdulillah diberikan kesempatan mengejar ketinggalan. Bagiku, perkuliahan berjenjang IP, dari matrikulasi hingga Bunda Cekatan yang sebentar lagi insyaaAllah akan kuikuti memberi dampak besar bagi kehidupanku. Dalam prosesnya yang membahagiakan, aku menemukan diriku, tujuan hidupku, mengubahku menjadi aku yang visioner hari ini. Bersama perkuliahan IP, aku tumbuh, belajar, berkembang dan berkarya. IP mengubahku. Maka, aku amat sedih dan menyesal beberapa hari lalu mengetahui fakta aku tidak bisa bergabung di kelas BunCek batch ini karena kelalaian pribadiku. Menjadi versi terbaik diri dan bermanfaat bagi orang lain adalah strong why-ku, memberi yang terbaik selama manjadi bagian dari IIP.  Apakah ini baik, benar dan bermanfaat? Jika ti...