Usai berdamai dengan keadaan dan berkawan dengan kekhawatiran, aku memutuskan untuk bergerak dan berbuat. Kali ini, aku ingin menjadi bagian dari gerakan #IbuBantuIbu. Tentu saja ada yang menolak ikut bergabung. Tapi, bukan aku namanya jika berlama-lama dengan hati yang patah. Aku yakin, di sekitarku masih banyak sekali orang baik. Orang baik itu akan membantuku menyebarkan kebaikan hingga ke pelosok hati.
Targetku 10 orang yang ingin kuajak. Tentu saja alhamdulillah terlampaui. Kebaikan itu menular bukan? Begini caraku, bergerak ketika sedang #dirumahsaja. Kumanfaatkan semua kelebihan dan keuntungan media sosialku untuk memasifkan gerakan memanggil banyak hati untuk bergerak. Ini sederhana tapi bagiku amat berarti. Aku bahagia. Sungguh mudah menjadi bahagia usai tidak bahagia untukku.
Siang tadi, kulakukan misiku. Bersama suamiku kita berburu sembako. Mengantarkan pada mantan satpam di kantor suamiku. Yang dirumahkan lebih dahulu sebelum corona menyerang karena status kepegawaian yang dikelola pusat. Situasi pandemi tentu memperparah keadaannya. Ia yang harusnya dibatasi bekerja di rumah, malah diharuskan bekerja di rumah. Bekerja apa saja, serabutan demi keluarganya. Pemberian kami mungkin selalu terasa tidak cukup banyak, tapi semoga bermanfaatnya. Menolongnya untuk 14 hari ke depan melawan pandemi.
Malam ini sebelum terlelap, terbayang banyak sekali wajah orang-orang yang beberapa pekan terakhir dilewati di jalan. Ah, sungguh banyak yang ingin kubantu walau tanganku terbatas. Karena itulah, aku membutuhkan tangan-tangan lain untuk bergerak. Semoga Allah berkahi.
Comments
Post a Comment