Ketinggalan perahu dan sambil tersengal-sengal mengejar ketinggalan tidak membuatku menyerah dan lelah. Kesempatan kedua memasuki hutan kupu-kupu yang telah lama kunanti menjadi trigger untuk bergegas. Aku hanya punya beberapa hari mengejar ketinggalan. Semangaat.
Peran yang ingin kumainkan adalah menjadi mahasiswa Bunda Cekatan Batch 2 IIP. Aku juga ingin menjadi member di regional baru yang cepat beradaptasi, pintar membaur dan cepat membangun keakraban, seperti aku yang biasanya.
Sebenarnya, belajar dan berkomunitas itu adalah aktivitas yang membuatku berbinar. Makanya, sedih sekali dengan fakta ketinggalan kelas belajar di trancity dan hampir membuatku tidak menjadi bagian dari buncek batch 2. Aku ingin tetap berbinar dan bahagia menjalankan apa yang aku sukai. Dengan demikian, aku akan menjadi yang lebih bertanggung jawab atas pilihan sadar yang aku pilih. Agar kemudian tantangan ke depan tidak mengendurkan semangatku. Agar kemudian aku akan terus mengingat alasan kenapa aku memulai ketika aku hendak menyerah. Ingin kuselesaikan misi ini dengan tekad yang kuat.
Cerita sedikit. Di regional sebelumnya, aku diamanahkan sebagai leader komunitas. Menjadi pengurus membuatku ikut memegang tombak CoC, ikut serta turun gunung mensosialisasikan CoC. Kata siapa tidak bergejolak, tentu saja ada. Banyak kalimat 'tidak boleh' yang memukul mundur member. Konsekuensinya mereka jadi berhati-hati sekali dan ujung-ujungnya silent reader. Menjelaskan CoC itu harus fun agar mudah diterima. Ganti strategi lalu kita jelaskan dengan simulasi yang fun. Hal itu diterima dengan baik, sembari belajar dan berproses. CoC yang kita biasakan memang benar akan menjadi kebiasaan. Sering kita bahas, lama-lama diingat diluar kepala. Jadi, jika ada sesuatu yang melanggar CoC, seperti ada alarm di kepala yang mengingatkan. Pernah suatu ketika, wag pengurus ramai membahas tindakan pemerintah yang dinilai tidak sigap menuntaskan pandemi. Yang menghentikan kita adalah, diingatkan tentang CoC. Meski obrolan itu hanya untuk menghidupkan wag yang ikutan sepi karena pandemi, tapi jelas kita salah. Sadar dan tidak mengulangi adalah hal positif.
Jika kita menemukan teman yang melanggar CoC, apa yang akan kita lakukan?
Yang pertama adalah tabayyun dulu. Klarifikasi kepada yang bersangkutan tentang hal itu. Sebab bisa jadi, ia tidak sengaja dan khilaf. Itulah menyenangkannya CoC, pelakunya tidak langsung diberikan konsekuensi. Masih ditabayyun dulu, mengajak masuk ke pola berpikir, lalu jika terulang ditegur. Tentu kita harus menegur dengan komunikasi produktif bukan judgemental yang bikin kita akhirnya tidak disukai. Menyampaikan kebenaran dengan cara yang salah juga salah kan? Begitupun menyampaikan kesalahan dengan salah pasti salah. Menyampaikan kebenaran harus dengan benar, harus objektif. Pastikan sebelum seseorang ditegur oleh kita karena CoC, dia sudah lebih dulu dipahami tentang CoC. Begitupun kita, jika ditegur, harus dengan legowo menerima, tidak baper lantas merajuk. Dewasa menerima kritikan, apalagi jika itu membangun.
Arribath Hanifah (22 Desember 2020)
#PertualanganWahanaBananaBoat
#MisiPetualangan2
#WisatawanHotelAsyik
#TrancityHarmoni
#InstitutIbuProfesional
Comments
Post a Comment