Well, aku bohong jika mengaku tak rindu. Sejujurnya, aku rindu. Amat rindu. Tapi, aku lebih paham dari siapapun bahwa rinduku bisa saja membebani pikiran mereka, jadi aku selalu nampak fine dan terdengar rindu namun tak teramat-amat. Yang paling membuat rindu ketika mendengar salah satu dari keduanya sakit. Duh, jarak membuat rindu. Tak semudah itu disebrangi. Olehnya, aku berdoa dan berharap semoga sepasang bidadariku sehat selalu, dijaga Allah senantiasa.
Dari chat sederhana di February First kemarin, membuat haru hariku. Aku, anak perempuan, anak kedua yang banyak kurangnya pada sepasang bidadariku itu. Tapi, cinta dan kasih sayang mereka tak kenal akhir. Panjang umurlah, pujaan hatiku. Semoga selalu ada kesempatan mencintai dan berbakti.
Alhamdulillah, aku diapit sepasang bidadari yang pintar mengekspresikan perasaan, jika cinta diungkapkan, jika rindu dibahasakan, jika kesal diutarakan. Tak ada sungkan, tak ada malu, tak ada gengsi. I love you, maaf dan terima kasih telah menjadi kebiasaan sejak dulu, sejak kecil. Di dunia pernikahan, anak-anaknya jadi tak sungkan mengungkapkan cinta, mengucapkan terima kasih dan meminta maaf. Sepasang bidadariku mengajarkan dan mencontohkan the powerful of words dalam menjaga keharmonisan.
Sepasang bidadariku, meski sering kukatakan, kumohon jangan bosa mendengarkan, I love you Mah, Pah. So much, tak ada tandingan.
Bogor, 2 Februari 2021
Comments
Post a Comment